Tana Toraja tak hanya memiliki ritual budaya dan pemandangan
alam yang luar biasa indahnya tetapi juga memiliki sejumlah kekayaan seni rupa.
Salah satunya yaitu ukiran. Kita bisa menjumpai beragam ukiran/seni pahat ini
di rumah adat Toraja (Tongkonan) atau juga beberapa hiasan dinding.
Setahu penulis ada 67 jenis ukiran Toraja. Setiap ukiran ini
mempunyai makna tersendiri. Penulis memilih 10 ukiran yang menurutnya sarat
akan makna yaitu :
1. Ukiran Pa'tedong
Dari 67 jenis ukiran Toraja, ukiran inilah yang paling
sering digunakan. Ukiran ini biasa terlihat di dinding kantor
pemerintahan,digunakan sebagai hiasan dlm buku panduan MP3EI, bungkus kopi
bubuk, pernah juga terlihat sebagai hiasan dinding di beberapa
sinetron,(mungkin ada krunya orang Toraja).Namun, tahukan Anda apa makna
filosofi yang terkandung pada ukiran ini.
Pa’ tedong berasal dari kata Tedong yang dalam bahasa Toraja
berarti kerbau. Ukiran ini menyerupai bagian muka seekor kerbau. Di Toraja,
kerbau adalah binatang peliharaan yang utama dan sangat disayangi.Bagi
masyarakat Toraja, kerbau punya fungsi ganda yaitu sebagai emas kawin, sebagai
hewan pengolah sawah, alat transaksi dalam jual beli masyarakat Toraja, sebagai
korban persembahan kepada dewa atau leluhur dan lain-lain.
Makna filosofi dari ukiran ini yaitu :
1. Lambang kesejahteraan bagi masyarakat Toraja.
2. Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga diharapkan dapat menternakkan kerbau.
2. Ukiran Pa'kapu' Baka1. Lambang kesejahteraan bagi masyarakat Toraja.
2. Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga diharapkan dapat menternakkan kerbau.
Pa’kapu Baka artinya ukiran yang menyerupaisimpulan-simpulan
penutup bakul dimana bakul sering digunakan orang Toraja sebagai tempat
menyimpan harta benda. Makna filosofi dari ukiran ini yaitu sebagai tanda
harapan agar keluarga senantiasa hidup rukun, damai sejahtera, bersatu padu
bagaikan harta benda yang tersimpan dengan aman dalam sebuah bakul.
3. Ukiran Pa'salaqbi' Dibungai.
Dahulu kala, permainan Dadu adalah sejenis judi yang
digemari oleh hampir sebagian masyarakat. Adapun makna dari ukiran ini yaitu
sebagai peringatan kepada anak cucu agar jangan bermain dadu atau judi karena
permainan ini sangat berbahaya.
Doti dalam bahasa Toraja mempunyai 3 arti yaitu ilmu hitam yang dapat mencelakakan orang dan dapat juga berarti kerbau belang serta nama sejenis ukiran dalam bahasa kebudayaan Toraja. “Siluang” artinya bersama-sama dalam satu sarung. Ukiran ini diumpamakan sebagai seperti kerbau belang yang sangat berharga bagi masyarakat Toraja. Ukiran ini dapat dijumpai pada dinding-dinding rumah adat toraja dan pada pembungkus mayat wanita bangsawan Toraja.
5. Ukiran Pa'lamban Lalan
Ukiran ini terdiri dari dua suku kata yaitu Lamban yang
artinya menyeberangi dan Lalan yang berarti jalanan. Makna yang terkandung
dalam ukiran ini yaitu sebagai nasehat agar kita jangan mencampuri perkara atau
urusan orang lain bila kita tak diharapkan untuk membelanya ataukah masalah
tersebut tak ada sangkut pautnya dengan kita sendiri.
6. Ukiran Pa'ara' Dena' I
Ukiran ini menyerupai pucuk daun kangkung. Makna filosofinya
yaitu agar manusia membaktikan dirinya tidak hanya bagi diri sendiri tetapi
buat orang-orang di sekitarnya. Diharapkan pula agar keluarga sehat dan murah
rejeki seperti sayur kangkung yang tumbuh subur.
8. Ukiran Pa'barana' I
Ukiran ini berasal dari kata Baranaq yang artinya pohon
beringin. Makna ukirannya yaitu agar keturunan dapat memperoleh rejeki dan
berkembang seperti halnya pohon beringi yang selalu tumbuh dengan lebatnya dan
juga diharapkan nantinya muncul keturunan yang bisa menjadi pemimpin dan
melindungi rakyat umum.
9. Ukiran Ne' Limbongan
Limbongan berarti sumber mata air yang tidak pernah kering
yang dapat memberi penghidupan segar kepada alam dan manusia. Ukirannya
melambangkan bahwa orang Toraja bertekad memperoleh rezeki dari empat penjuru
mata angin bagaikan mata air yang bersatu dalam danau dan memberi kebahagiaan
bagi anak cucu kelak.
10. Ukiran Pa'tanduk Re'pe
Ukiran ini menyerupai tanduk kerbau. Ukiran ini ditempatkan
di segala sisi rumah adat Toraja sebagai kenang-kenangan kepada kerbau dimana
kerbau dipandang sebagai simbol status sosial dalam masyarakat. Ukiran ini
berarti sebagai tanda perjuangan hidup agar dapat menemukan ketentraman dalam
hasil jerih payah dan juga dalam menemukan harta yang berharga seperti
nilaikerbau bagi masyarakat Toraja.
Sumber :
No comments:
Post a Comment