Tuesday, October 1, 2019

TORAJA - Tarian Pa'gellu' dan Tarian to Mepare ~ Macam-Macam Jenis Tarian Toraja



Toraja memiliki beragam jenis kesenian yang disebut Gau' Pa'tendeng bersumber dari falsafah hidup masyarakat Toraja yang masing-masing bentuk mempunyai tempat dan maksud pemakaiannya yang sudah tentu dan tidak dapat dicampur adukkan satu sama lain, antara lain: Kesenian untuk Upacara Rambu Tuka' yang menyangkut kesenian pujaan, sanjungan dan kegembiraan) dan Kesenian untuk upacara Rambu Solo' (kedukaan).

Seperti halnya Tari Pa’gellu' adalah tarian sukacita yang biasa dipentaskan pada upacara adat di Toraja, yang sifatnya riang gembira. Pa’gellu atau ma’gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk lenggak-lenggok.

Tari pa’gellu atau terkenal dengan sebutan pa’gellu' Pangala' atau Pa'gellu' Tua ini pertama kali diciptakan oleh Ne' Datu Bua’, yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian merayakan kemenangan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan issong (lesung) sebagai ritme pengiring tarian. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. Adapun penari pa’gellu sebelum kemerdekaan, diantaranya : Ne' Lekke', Ne' Sampe Alo, dan Ne' Tangke Langi’.

Tari pa’gellu biasanya ditarikan pada saat dan upacara rambu tuka' (kesyukuran dan kegembiraan), penyambutan tamu, pesta pernikahan, dan ma’bua (syukuran kepada Sang Pencipta). Pada pementasan tari pa’gellu, ada satu hal yang menarik yaitu kegiatan ma’toding (kewajiban memberikan sejumlah uang kepada para penari dengan disisipkan di sa’pi’ atau hiasan kepala mereka).

Pa'gellu' merupakan tarian khas tradisional yang berasal dari salah satu kampung ujung utara daerah Toraja. Menurut sumber sejarawan jika dahulunya tarian ini berawal dari gerakan salah seorang wanita yang kurang waras yang saat itu berlenggak lenggok di acara ritual Rambu Solo' sambil mengikuti alunan bunyi lesung (to ma'lambuk) Sambil berlenggak lenggok, ternyata salah satu tamu wanita di acara ritual tersebut (to rampo ma'tongkon) yang berasal dari kampung Pangala' ini memperhatikan gerak gerik orang gila itu. Setelah wanita yang datang bertamu tersebut balik ke Pangala' lalu dibuatnyalah tarian Pa'gellu' itu yang terinspirasi dari gerakan orang gila tersebut. Seperti itulah asal muasal tarian Pa'gellu' yang dari orang gila di acara ritual Rambu Solo' daerah Karassik lalu dikembangkan oleh seorang wanita asal dari Pangala' dan akhirnya kini menyebar ke seantero daerah Toraja & menjadi tarian utama khas Toraja.

Kini tarian Toraja Pa'gellu' menjadi sangat populer dan salah satu yang menjadikan tarian ini unik karena ditopang oleh keunikan pakaian dan hiasan tradisionalnya yang terlihat elegan. Jika di daerah lain banyak gadis gadis cantik malu menarikan dan memakai baju adatnya maka di Toraja justru terbalik 180°, dimana tarian Toraja menjadi ajang bergengsi di kalangan gadis gadis dan semakin berkembang dengan modifikasinya.


Terdapat beberapa jenis gerakan dalam tari pa’gellu, yang merupakan representasi aktifitas keseharian gadis-gadis Toraja maupun tiruan gerakan mahluk hidup dengan diiringi gendang, diantaranya:

1. Pa'tabe'
Gerakan pembukaan yang dilakukan dengan membungkuk, jongkok, atau berlutut dengan mengatupkan tangan didada dan menunduk. Sebelum memulainya, biasanya melakukan penghormatan kepada Puang Matua (Sang Pencipta), Deata (Sang Pemelihara)dan para hadirin.

2. Pa’dena-dena
Gerakan kedua yang menyerupai gerakan burung pipit, yakni berputar dengan tangan terayun dan berjingkrak sambil memasuki tempat menari. Adapun filosofi gerakan ini adalah hidup dalam kebersamaan.

3. Pa’gellu tua
Kedua tangan dikembangkan, berputar, kaki kanan berjingkrak, dan mengayunkan tubuh dari belakang. Filosofi gerakan ini adalah tidak boleh melupakan jasa orang baik dan sebagai bentuk penghormatan kepada pendahulu kita seperti orang tua, pemimpin, kakak dll.

4. Pa’kaa-kaa bale
Gerakan ini menirukan ikan yang sedang berenang.

5. Pa’langkan-langkan
Gerakannya menyerupai kepakan sayap burung elang yang semakin tertiup angin akan semakin cepat terbang.

6. Pa’tulekken
Tangan ditekan ke pinggang dengan badan berputar dengan kaki bertumpu di atas jari kaki untuk memperhalus gerakan memutar.

7. Pangallo
Jika diperhatikan, gerakan ini menyerupai orang yang sedang menjemur sesuatu, seperti pakaian.

8. Massiri
Gerakan selanjutnya adalah Massiri, yang mana gerakannya seperti menirukan perempuan yang sedang menampi beras.

9. Penggirik tang Tarru’
Gerakan berputar yang tetap bertahan. Di sini para penari berputar dan menahan putarannya sehingga putaran akan berhenti dengan sendirinya.

10. Tiro Allo (Naik Gendang)
Gerakan selanjutnya adalah dimana seorang penari di sini akan naik ke atas gendang dan yang lain memperagakan maupun menirukan orang yang sedang menatap matahari.

11. Pa’lolok Pao
Para penari menirukan daun mangga yang masih muda, yakni menggambarkan sifat lentik, luwes, dan tidak kaku.

12. Pangrampanan
Ciri khasnya adalah keluar terbuka sambil ma'kadetten, tetapi tidak meninggalkan bumi sebagai pijakan. Gerakan terakhir ini terlihat seperti sedang menirukan orang yang sedang melepaskan dan membuang sesuatu.

TARI KREASI TO MEPARE

Tari kreasi adalah jenis tarian yang diinovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat pengiring, atau properti yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat modern serta dapat diterima oleh masyarakat seiring perkembangan zaman. Salah satu tarian kreasi adalah Tarian To Mepare (menuai padi) terinspirasi dari kegembiraan masyarakat sekaligus ungkapan kesyukuran kepada Sang Pencipta Puang Matua atas hasil bumi yang melimpah. Setiap gerakan mengandung makna:

1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bekerja bergotong royong membina kebersamaan menuai padi.
3. Senantiasa bergandengan tangan bergembira menyambut datangnya panen.


GELLU’ TUA 

Tarian ini tidak ada bedanya dengan tarian yang di jelaskan di atas. Hanya saja yang membedakan sekarang adalah model dan bentuk serta aksesorisnya yang lebih modern, tapi bentuk tariannya sama saja. Saat ini baik di acara rambu Tuka’ atau pun acara penyambutan serta kemeriahan lainnya sudah tidak asing dipertontonkan tarian khas Toraya yaitu Pa’Gellu’, Namun seiring perjalanannya Tarian ini sudah banyak mendapatkan Variasi baik dari segi gerakan ataupun formasi,  Maka dari itu perlu kita ketahui bahwa Pa’ Gellu’ Sendiri sejatinya mempunyai ciri khas asli/Gerakan tampa modernisasi yang di sebut Pa’Gellu’ Tua. Tari ini dilakukan oleh lima atau tiga orang gadis. Akan tetapi jika seorang penari memiliki anggota keluarga yang meninggal dan belum dimakamkan, maka ia tidak diperbolehkan menari karena dianggap masih berduka.

Tari pa’gellu’ dilakukan oleh wanita dengan memakai pakaian dan aksesoris khas Toraja. Gerakan mengikuti irama gendang yang ditabuh oleh beberapa pria. Tarian ini termasuk kelompok tari pujaan yang merupakan ungkapan syukur. Terdapat 12 gerakan utama sebagai fisolosofi hidup dan ethos kerja orang Toraja seperti yang dijelaskan di atas tadi.



No comments:

Post a Comment